Rabu, 08 Desember 2010

Jenis-jenis Cinta


Pengetahuan ini didapat waktu kuliah psikologi sosial semester 6 kemarin. Sekedar berbagi because materi ini ternyata cukup menarik perhatian temen-temen sekelas waktu itu J Who knows temen2 juga iya . . .

Komunikasi antar pribadi adalah sarana menuju hubungan antar pribadi. Hubungan antar pribadi sendiri berjenjang mulai dari kenalan atau teman biasa sampai kepada teman dekat, sahabat, dan suami atau istri. Diantara orang-orang yang berlainan jenis kelamin, hubungan teman dekat dapat (walaupun tidak selalu) berkembang menjadi hubungan romantis yang dicirikan dengan jenis cinta membara (passionate love). Namun sayang passionate love tidak berlangsung untuk selamanya. Ada bentuk cinta lain yang berjangka waktu lebih lama, yaitu companionate love. Selain dua jenis yang telah disebut masih terdapat beberapa jenis cinta yang lain. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut.


Jenis Cinta
Ciri-cirinya
Eros: Passionate Love (cinta membara)
Saling tertarik begitu saling berjumpa

Storge: Companionate Love (cinta karib)
Persahabatan yang mendalam, tidak emosional, dan tidak misterius

Ludus: Cinta main-main
Mempunyai dua pacar dan mereka tidak boleh saling berjumpa

Mania: Cinta Posesif (menuntut)
Tidak bisa tenang kalau saya pikir pacar saya dengan orang lain

Pragma: Cinta Logika
Yang terbaik adalah mencintai seseorang yang berlatar belakang sama
Agape: Cinta yang tidak mementingkan diri sendiri
Lebih baik saya yang menderita daripada dia
                                                           
                                           Hendrick & Hendrick (1986) dalam Sarwono (2002)




So,,, Which ones of yours ??
Just refresh our brain  :):)


Sumber: Sarwono, S. 2002. Psikologi Sosial: Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka

Jumat, 03 Desember 2010

Al Qur'an

"Seorang mukmin yang mampu membaca Al Qur'an laksana buah jeruk; aromanya wangi dan manis rasanya.

Sementara seorang mukmin yang tak mampu membaca Al Qur'an laksana buah kurma; tidak beraroma meskipun manis rasanya.

Orang munafiq yang mampu membaca Al Qur'an laksana bunga; aromanya semerbak tapi pahit rasanya.

Adapun orang munafiq yang tidak mampu membaca Al Qur'an bagaikan pare; tidak beraroma dan rasanya pun pahit." (HR. Bukhari-Muslim