Selasa, 24 April 2012

Hikmah Buya Yahya


  1. Hati yang bersih akan membawa ke puncak kemuliaan dengan meninggalkan kehinaan diri. Begitu sebaliknya hati yang kotor akan membawa kepada kehinaan dengan meninggalkan kemuliaan dan membiarkan cela dirinya. Semakin bersih hati seseorang semakin tajam mata hatinya untuk melihat cela dirinya. Semakin kotor hati seseorang semakin mudah melihat cela orang lain dan buta akan cela dirinya. Orang mulia adalah orang yang mudah menyadari kesalahan dan kekurangannya dan tidak mudah melihat cela orang lain. 

Selasa, 17 April 2012

Riset Kualitatif dan Kuantitatif


Tidak asing lagi jika sering ditemui istilah riset kualitatif dan riset kuantitaif dalam dunia penelitian. Sebelum melangkah lebih jauh merancang suatu proyek riset, sangat dianjurkan untuk memahami dua istilah penting ini terlebih dahulu. Dalam artikel ini akan dibahas sedikit mengenai  perbandingan singkat dari keduanya. Semoga bermanfaat J

Riset Kualitatif: Metodologi riset yang tidak terstruktur dan bersifat menjelaskan yang didasarkan pada sampel yang kecil , memberikan wawasan dan pemahaman mengenai setting masalah.

Riset Kuantitatif: Metodologi riset yang berupaya untuk mengkuantifikasi data dan biasanya menerapkan analisis statistik tertentu. Riset ini bertujuan untuk melakukan generalisasi atas populasi yang diteliti.


Keterangan tambahan untuk riset kualitatif, fokus penelitian pada riset kualitatif adalah aspek subyektif perilaku manusia. Artinya melihat dari sudut pandang yang diteliti sebagai subyek penelitian, atau pandangan orang dalam (emic approach). Riset ini memiliki Aras (level) penelitian yang mikro dan lokal. Oleh karena itu, Penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi atas populasi.

Berikut tabel perbandingan karakteristik Riset Kualitatif dan Riset Kuantitatif

Indikator
Riset Kualitatif
Riset Kuantitatif
Tujuan
Mendapatkan pemahaman kualitatif mengenai alasan dan motivasi dasar
Mengkuantifikasi data dan melakukan generalisasi atas hasil yang didapatkan dari sampel yang mewakili populasi yang sedang diteliti
Sampel
Jumlah kecil kasus yang tidak mewakili
Jumlah besar kasus yang mewakili
Pengumpulan Data
Tidak terstruktur
Terstruktur
Analisis Data
Non statistik
Statistik
Hasil
Mengembangkan pemahaman awal
Membuat rekomendasi tindakan awal
Format rancangan
Luwes
Baku
Hipotesa-uji
Tidak ada
Ada
Metode penarikan kesimpulan
Induktif
deduktif

Dengan demikian, jika riset kualitatif memberikan wawasan dan pemahaman mengenai setting masalah,  maka riset kuantitatif berusaha mengkuantifikasikan data, biasanya dengan menerapkan bentuk analisis statistik tertentu.

Kapan pun sebuah masalah pemasaran ditangani, riset kuantitatif hendaknya didahului oleh riset kualititaif yang sesuai. Terkadang riset kualitatif juga dijalankan untuk menjelaskan temuan yang diperoleh dari riset kuantitatif. Namun demikian, bukanlah suatu langkah yang bijak  jika temuan riset kualitatif dianggap sebagai suatu konklusif dan digunakan untuk membuat generalisasi atas populasi yang sedang diteliti. Memandang riset kualitatif dan kuantitatif sebagai dua hal yang saling melengkapi, tidak saling bersaing, merupakan prinsip riset pemasaran yang baik.


* Hasil rangkuman dari Riset Pemasaran, Malhotra dan Diktat Kuliah Metode Penelitian Sosial.

Selasa, 10 April 2012

Amalan Menuju Surga


Kali ini penulis ingin berbagi sedikit ulasan tentang amal-amal yang bisa kita kerjakan untuk meraih ridha Nya menuju surga. Ringan dikerjakan tapi sungguh agung pahalanya, Insya Allah. Semoga bermanfaat. Yuk check it out !

* Diambil dari sebuah hadits, Siti Aisyah RA berkata: waktu saya hendak tidur di suatu malam, Rasulullah bersabda: Wahai Aisyah, janganah kamu tidur terlebih dahulu sebelum melakukan empat macam perkara: (1) Membaca alqur’an sampai tamat, (2) Mengerjakan sesuatu yang dapat membuat semua nabi mau memberikan syafaat kepadamu nanti pada hari kiamat, (3) Mengerjakan atau berusaha sesuatu yang bisa membuat semua umat islam rela kepadamu, serta (4) Menunaikan ibadah haji dan umroh.

Setelah itu Rasulullah melakukan shalat dan saya menunggu sampai beliau selesai karena saya ingin tahu maksud dari sabda nya. Setelah Beliau selesai shalat, saya bertanya, "Wahai Rasulullah, engkau menyuruhku untuk melakukan empat perkara yang tidak mungkin saya melakukannya". Dengan tersenyum Rasulullah menjawab:

Membaca surat Al ikhlas sebanyak tiga kali di waktu akan tidur itu sama halnya dengan mengkhatamkan al qur’an;
Dengan membaca sholawat kepadaku dan para nabi. Maka aku dan para nabi yang ada akan memberikan syafaat pada hari esok;
Memohonkan maaf dan ampunan bagi orang muslim kepada Allah SWT supaya umat isam ridha kepadamu;
Membaca tasbih, tahmid,tahlil, dan takbir (Subhanallah Wal Hamdulillah Wa Laailahailallah Allohu Akbar ) maka pahalanya sama halnya dengan melakukan ibadah haji dan umroh.


* Setiap selesai shalat Subuh dan Maghrib, biasakanlah untuk membaca al qur’an dan jangan lupa berdoa serta mengirimkan fatihah kepada kedua orang tua.
[Pernah saya mendapat keterangan dari ustadz saya di Kudus bahwa membiasakan diri untuk  membaca al qur’an ba’da subuh sama halnya melatih lidah untuk lebih fasih dalam membaca al qur’an karena pada umumnya waktu ini sangat berat sekali lidah seseorang untuk mengucapkan lafadz-lafadz di dalamnya. Jadi jika membaca al qur’an di waktu subuh lidah sudah tidak lagi terasa berat maka insya Allah di waktu yang lainnya akan lebih lancar pengucapannya].

* Bagi wanita shalihah yang berada dalam keadaan haid dan nifas, keadaan ini tidak menghalanginya untuk mendapat pahala yang besar, walaupun mereka tidak bisa shalat, puasa, dan membaca al qur’an. Wanita yang sedang haid dan nifas bisa memperoleh pahala apabila permulaan haid atau nifas itu membaca:
 Alhamdulillahi ‘Alaa Kulli Haalin, Wa Astaghfirullaha Min Kulli Dzanbin
 (Segala puji bagi Allah atas setiap keadaan dan saya minta ampun kepadanya atas segala dosa)


Salam Semangat Selalu :)



Senin, 09 April 2012

Potret Wanita Shalihah

“ . . . Wanita shalihah adalah yang taat kepada Alah lagi memelihara diri ketika ditinggal suaminya oleh karena Allah telah memelihara (mereka) . . .” (QS. An Nisa’:34)


Ayat di atas menjelaskan tentang wanita shalihah dimana wanita yang selalu menjadi idaman dan dambaan para lelaki (suami).

Wanita shalihah adalah dambaan bagi setiap laki-laki karena hanya wanita shalihah yang bisa dijadikan teman hidup dalam suka dan duka dan hanya wanita shalihah yang punya cinta sejati dunia dan akhirat. Demikian pula wanita shalihah diibaratkan dengan perhiasan terbaik dari semua perhiasan yang ada di dunia. Sebagaimana telah disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW:

“Dunia adalah perhiasan (kesenangan) dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah” (HR. Ahmad dan Nasa’i)

Dalam sebuah hadits lain disebutkan bahwa 

“Apabila seorang wanita telah melakukan shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan ramadhan, memelihara kehormatannya (farjinya) dan berbakti (ta’at) kepada suaminya, maka dikatakan baginya: Masukah ke dalam surga dari segala penjuru dan pintu surga yang dikehendakimu” (HR. Bukhari)

Apabilla wanita sudah baik tingkah lakunya, berbakti dan taat kepada kepada Allah dan suaminya maka ia akan memperoleh pahala dan kemulyaan menuju surga. Sebagaimana telah disebutkan dalam suatu riwayat, Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik istri ialah perempuan yang apabila engkau lihat ia menyenangkanmu, apabila engkau suruh ia taat kepadamu, dan apabila engkau ghaib darinya ia peihara dirinya dan hartamu” (HR. Ibnu Jarir)

    Berdasarkan dalil2 naqli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri wanita shalihah itu antara lain:
  1. Beribadah dan taqwa kepada Allah, melaksanakan semua yang diperintahkan dan  menjauhi segala laranganNya
  2. Berbakti kepada suaminya, melayani suaminya dengan hati yang ikhlas dan tidak melawan atau murka kepadanya
  3. Menjaga keluarganya (anak2 dan barang2nya) dan menjaga dirinya (farjinya) di kala suaminya diluar atau tidak ada di rumah.

Ternyata untuk menyandang gelar wanita shalihah tidaklah gampang, tetapi juga tidak sulit. Semua ini hanya diperoleh bagi wanita yang beriman dan bertaqwa dengan sungguh2 kepada Allah, seperti Asiyah (istri Fir’aun), Siti Maryam, Rabi’atul Adawiyah, Fatimah tukang sisir atau perawat anak angkat Fir’aun (Nabi Musa) dan masih banyak lagi contoh wanita yang memperoleh kemulyaan dariNya.